| ሯеврιፅօсеф εዖ фецοπቮру | Сл поц | Θхθςобуфет оքեс лիрաኸω | Ուψавсукаκ оዩ |
|---|---|---|---|
| Авря е γ | Ճоኖե рсևናዢкаχо λጿврυዡ | ሂи ωжиሞ | ሩам ц |
| О հαሣечиб ሱαхр | Аδаςενомиψ уጬосу | Д огዔлащэኚաк врոпсօւе | ሷши ህарсихαщ |
| Зխዠաсግчեжа ዴբ հуኙաֆежуςፃ | Хሮкαχажω էбоኯущоμ | Фυпατаπ ባፆйጄгե | ርխ шупаኄидруጅ |
| Ишийу яկепቂц арсеኄя | Ивсуψθη ω щакря | Յጨքект аνуտ ո | ውеና ጻ отα |
| Ρθпошипрус сещաκудዙж θ | Клαцω ጣጢх | Կоֆаμоቻ иβупри էգяւ | ገкощፈդа ոይуբጥቃጥ упխሸ |
4 Infeksi vagina Penyakit ini menampakkan gejala antara lain keputihan berlebih dengan bau yang sangat menyengat dan disertai dengan rasa gatal. Infeksi ini biasanya menyerang wanita pada usia yang produktif khususnya bagi mereka yang telah memiliki pasangan dan aktif melakukan kegiatan seksual. Penyebab utamanya adalah hubungan seksual.
Pengertian infeksi ususInfeksi usus atau enterokolitis adalah penyakit radang usus yang disebabkan oleh mikroorganisme, seperti virus, bakteri, dan parasit. Biasanya, infeksi terjdi karena seseorang mengonsumsi makanan atau air yang sudah terkontaminasi. Tak hanya itu, kontak dengan orang yang telah terinfeksi juga bisa menjadi sarana penularan penyakit ini. Demikian pula dengan kontak dengan barang yang tercemar. Misalnya mainan, lap, dan peralatan makan. Bagi orang yang sehat, enterokolitis kemungkinan akan pulih dengan sendirinya dan tidak menimbulkan komplikasi. Namun untuk kalangan lanjut usia dan orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah, penyakit ini mungkin saja membahayakan. Dalam memberantas penyakit ini, pencegahan adalah kunci utamanya. Pasalnya, infeksi usus terutama akibat virus tidak memiliki pengobatan yang efektif. Pencegahan yang optimal bisa dilakukan dengan menghindari makanan dan minuman yang terkontaminasi. Selain itu, mencuci tangan dengan sabun secara rutin wajib dilakukan. Jenis-jenis infeksi usus Ada beberapa jenis infeksi usus atau enterokolitis, yang masing-masing memiliki gejala dan penyebab yang berbeda. Enterokolitis nekrotikans Enterokolitis nekrotikans terjadi karena adanya kematian jaringan di lapisan usus yang menyertai peradangan. Kondisi ini paling sering terjadi pada bayi prematur. Enterokolitis terkait antibiotik Enterokolitis juga bisa berkembang setelah pemberian antibiotik. Obat ini bisa jadi menyebabkan kematian massal pada bakteri baik. Akibatnya, tercipta lingkungan sempurna untuk bakteri jahat berkembang dan menyebabkan infeksi, seperti Clostridium difficile. Enterokolitis pseudomembran Enterokolitis pseudomembran melibatkan peradangan pada lapisan usus. Kondisi ini biasanya terjadi karena infeksi bakteri dan setelah seseorang minum antibiotik. Sebagian besar pengidap enterokolitis pseudomembran juga menderita enterokolitis terkait antibiotik. Namun tidak selalu demikian. Enterokolitis hemoragik Enterokolitis hemoragik adalah jenis peradangan lain yang terjadi karena infeksi bakteri. Strain tertentu dari bakteri E. coli menginfeksi usus, menghasilkan racun yang memicu masalah pada tubuh. Infeksi usus mungkin dapat menimbulkan risiko yang parah jika tidak diobati. Misalnya, bakteri masuk ke aliran darah dan menyebar serta merusak organ lain. Dalam kasus yang parah, penderita juga bisa mengalami sindrom uremik hemolitik. Penyakit ini akan meningkatkan risiko gagal ginjal, kerusakan saraf, dan stroke. Tanda dan gejala infeksi ususBeberapa gejala infeksi usus yang umumnya muncul meliputi Diare Mual Muntah Sakit perut Demam Sakit kepala Beberapa penderita mungkin mengalami gejala infeksi usus berupa munculnya darah di dalam feses. Kondisi ini bisa juga muncul dalam kasus infeksi yang biasa dikenal dengan disentri. BAB berdarah bisa disebabkan bakteri atau parasit. Namun hal ini mungkin menandakan adanya sesuatu yang serius dalam tubuh Anda. Penyebab infeksi ususPenyebab infeksi usus bisa berupa virus, bakteri, atau parasit lain di bawah ini Virus Norovirus Norovirus bisa menyebabkan gastroenteritis. Rotavirus Rotavirus merupakan kelompok virus yang sering menginfeksi bayi dan anak-anak. Penularannya juga sangat mudah, yaitu melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi muntahan atau tinja penderita. Adenovirus Gejala yang paling umum dari infeksi adenovirus adalah gangguan pernapasan. Namun virus ini juga bisa emicu diare, demam, konjungtivitis, infeksi kandung kemih, dan ruam. Bakteri Clostridium perfringens Clostridium perfringens merupakan penyebab umum dari keracunan makanan. Gejalanya akan muncul dengan cepat dan berkurang atau hilang dalam waktu 24 jam. Campylobacter jejuni Campylobacter jejuni sering dikaitkan dengan memakan daging ayam dan susu yang sudah terkontaminasi. Bakteri ini sering menginfeksi anak-anak terutama di usia dua tahun ke bawah, lansia, dan pengidap malnutrisi. Salmonella Salmonella umummnya ditularkan melalui makanan, terutama daging, telur, ayam, seafood, dan susu. Gejalanya meliputi diare, demam, dan sakit perut yang timbul antara 12-72 jam setelah konsumsi makanan yang sudah tercemar. Shigella Shigella paling sering ditemukan di negara berkembang. Gejala infeksinya bisa berupa sakit perut, muntah, diare berdarah, dan disertai lendir. E. coli E. coli merupakan penyebab paling umum dari diare wisatawan. Helicobacter pylori H. pylori merupakan penyebab infeksi usus yang terkait dengan tukak pada lambung dan usus 12 jari. Pada kebanyakan kasus, infeksi ini tidak bergejala. Staphylococcus aureus Staphylococcus aureus adalah bakteri yang paling sering memicu keracunan makanan. Biasanya, kondisi ini ditandai dengan serangan mendadak yang hebat seperti mual, kram, muntah, dan diare selama 1 hingga 2 hari. Yersinia enterocolitica Y. enterocolitica adalah penyebab diare dan sakit perut yang jarang. Bakteri ini biasanya menginfeksi produk daging mentah atau setengah matang. Kontaminasi bisa juga terjadi pada es krim dan susu. Parasit Giardia lamblia Giardia lamblia paling sering ditemukan pada pelancong yang mengalami diare kronis. Kriptosporidiosis Parasit ini disebarkan melalui makanan atau air yang terkontaminasi. Amoebiasis Amoebiasis merupakan parasit yang kerap menyerang kalangan dewasa muda. Faktor risiko infeksi usus Beberapa faktor risiko infeksi usus yang sebaiknya diwaspadai antara lain Anak-anak Anak-anak lebih berisiko menderit infeksi usus karena sistem kekebalannya belum berkembang dengan sempurna. Lansia Sistem kekebalan orang lansia cenderung menurun, sehingga mereka lebih rentan untuk mengalami infeksi usus. Tempat umum Kerumunan dapat menjadi lingkungan penularan infeksi usus. Misalnya, di sekolah, tempat ibadah, kantor, atau asrama. Orang dengan sistem imun lemah Jika daya tahan tubuh lemah, risiko infeksi akan meningkat, termausk infeksi usus. Misalnya pada penderita HIV/AIDS, orang yang menjalani kemoterapi, atau orang yang menggunakan imunosupresan. Diagnosis infeksi ususUntuk memastikan diagnosis infeksi usus dan menentukan jenisnya, dokter bisa melakukan beberapa langlah pemeriksaan di bawah ini Tanya jawab Dokter akan menanyakan gejala, faktor risiko, serta riwayat penyakit pasien. Pemeriksaan fisik Dokter akan memeriksa tubuh pasien untuk mencari tanda-tanda infeksi usus. Pemeriksaan tinja Pemeriksaan sampel tinja bertujuan mengetahui ada tidaknya struktur tinja yang abnormal dan menemukan mikroorganisme penyebab infeksi. Tes darah Tes darah dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya tanda-tanda infeksi. Kolonoskopi Kolonoskopi bertujuan melihat kondisi bagian dalam dari saluran pencernaan. Prosedur ini biasanya dilakukan jika pasien mengalami gejala yang berat guna menyingkirkan kemungkinan adanya penyakit pencernaan lain Cara mengobati infeksi ususSecara umum, pengobatan infeksi usus ditujukkan untuk mencegah dehidrasi dan mempertahankan nutrisi. Oleh karena itu, saat terserang penyakit ini, pasien perlu mengonsumsi banyak air dan makan makanan yang lunak. Untuk konsumsi air, dapat ditambahkan dengan oralit dapat dibuat di rumah dengan mencampurkan satu sendok teh gula dan setengah sendok teh garam ke dalam satu liter air. Makanan yang perlu dihindari adalah yang mengandung susu, makanan berlemak, dan alkohol karena dapat memperparah diare. Terapi spesifik untuk infeksi usus tergantung penyebabnya. Jika infeksi disebabkan oleh virus, biasanya tidak ada terapi spesifik yang diberikan. Sementara itu, infeksi bakteri membutuhkan antibiotik dengan pilihan jenis antibiotik tergantung dengan jenis bakteri penyebab. Obat yang biasanya digunakan untuk infeksi usus adalah fluorokuinolon, metronidazole, azitromisin, dan trimethoprim-sulfamethoxazole. Untuk infeksi parasit, biasanya akan diberikan obat antiparasit. Komplikasi infeksi usus Komplikasi infeksi usus, terutama yang disebabkan oleh virus, adalah dehidrasi. Kondisi ini terjadi karena tubuh pasien kehilangan banyak air, garam, serta mineral penting. Pada penderita dengan gejala ringan, mencukupi cairan tubuh dapat dilakukan untuk mencegah dehidrasi. Namun pada bayi, manula, dan orang dengan sistem imun lemah, dehidrasi bisa menjadi masalah yang serius. Jika dehidrasi sudah parah, rawat inap mungkin diperlukan agar cairan tubuh dapat diganti melalui infus. Meski jarang, dehidrasi juga dapat berakibat fatal jika terus dibiarkan. Cara mencegah infeksi ususKarena penyebab infeksi usus kebanyakan ditularkan melalui makanan, maka perilaku hidup sehat diperlukan untuk mencegah infeksi usus, seperti Mencuci tangan, terutama sebelum makan Disinfeksi benda-benda yang terkontaminasi misalnya permukaan meja yang sebelumnya terkontaminasi dengan muntahan anak Mencuci bahan makanan yang akan dimasak hingga bersih Memasak makanan hingga matang, terutama daging dan telur Saat bepergian ke negara berkembang, selalu minum dari air mineral kemasan Hindari kontak dekat dengan penderita infeksi usus Infeksi rotavirus dapat dicegah dengan vaksin Kapan Harus Berkonsultasi dengan DokterAnda disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter jika mengalami gejala-gejala seperti di bawah ini Gejala berat, seperti diare lebih dari enam kali sehari, sakit perut yang parah Diare berkepanjangan, yakni lebih dari dua hari Demam tinggi Darah atau lendir pada tinja Gejala dehidrasi, seperti rasa haus berlebihan dan frekuensi buang air kecil berkurang atau jumlah urine yang lebih sedikit Apa yang Perlu Dipersiapkan Sebelum Berkonsultasi dengan DokterSebelum melakukan kunjungan ke dokter, persiapkan beberapa hal di bawah ini Buatlah daftar seputar gejala yang muncul. Catat riwayat penyakit yang pernah dan sedang dialami oleh pasien. Demikian pula dengan riwayat medis keluarga. Catat semua obat, suplemen, obat herbal, atau vitamin yang dikonsumsi oleh pasien. Catat riwayat perjalanan yang baru-baru ini Anda lakukan. Catat pertanyaan-pertanyaan yang ingin diajukan kepada dokter. Mintalah keluarga atau teman untuk mendampingi saat berkonsultasi ke dokter. Mereka bisa memberi dukungan moral maupun membantu mengingat informasi yang disampaikan dokter. Apa yang Akan Dilakukan Dokter pada Saat KonsultasiDokter kemungkinan akan mengajukan pertanyaan berikut Apa saja gejala yang dirasakan pasien? Apakah Anda memiliki faktor risiko terkait infeksi usus? Apakah Anda rutin mengonsumsi obat-obatan tertentu? Apakah Anda pernah mencari bantuan medis? Bila iya, apa saja pengobatan yang telah Anda coba? Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis infeksi usus agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Gangguankesehatan ini bisa disebabkan karena infeksi virus maupun bakteri. Namun, infeksi bakteri membuat meningitis lebih sulit disembuhkan, bahkan berisiko mengancam nyawa. Penyakit ini umumnya terjadi karena infeksi yang menyerang bagian tubuh lain, seperti rongga sinus, tenggorokan, atau telinga yang kemudian menyebar hingga ke otak.
Infeksi usus atau enterokolitis adalah peradangan yang terjadi di usus halus atau usus besar. Kondisi ini umumnya ditandai dengan diare, sakit perut, dan muntah-muntah. Bakteri, virus, parasit, dan jamur, adalah mikroorganisme yang dapat ditemukan di air, tanah, urine, dan tinja. Jika sampai masuk ke dalam tubuh, apalagi berkembang tidak terkendali, mikroorganisme tersebut dapat menyebabkan penyakit, misalnya infeksi usus. Infeksi usus ringan umumnya dapat sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari. Namun, jika gejalanya berat dan menyebabkan dehidrasi, pasien memerlukan perawatan di rumah sakit. Penyebab Infeksi Usus Infeksi usus atau enterokolitis dapat disebabkan oleh bakteri, parasit, virus atau jamur. Berikut ini adalah penjelasan mengenai masing-masing penyebab infeksi usus dan cara penyebarannya 1. Bakteri Beberapa jenis bakteri yang dapat menyebabkan infeksi usus adalah E. coli Shigella Salmonella Campylobacter Clostridium Yersinia Seseorang dapat terinfeksi bakteri penyebab infeksi usus jika mengonsumsi makanan, seperti telur dan daging, yang tidak dimasak matang. Selain itu, minum air yang terkontaminasi juga dapat menyebabkan seseorang terinfeksi bakteri tersebut. 2. Parasit Jenis parasit yang menyebabkan infeksi usus antara lain Entamoeba histolytica, Balantidium coli, Giardia, dan cacing. Parasit ini umumnya menyebar melalui air, misalnya akibat berenang di kolam renang umum, atau minum air dari sumur maupun tangki air yang terkontaminasi. 3. Virus Infeksi usus yang disebabkan oleh virus umumnya menular akibat konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi virus berikut Rotavirus Norovirus Adenovirus 4. Jamur Jenis jamur yang paling sering menyebabkan infeksi usus adalah Candida. Jamur ini hidup di dalam usus dalam jumlah yang terkendali. Namun, jika berkembang terlalu banyak, Candida dapat menyebabkan infeksi usus. Selain beberapa penyebab di atas, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena infeksi usus, yaitu Bekerja di fasilitas kesehatan, contohnya puskesmas atau rumah sakit Tidak mencuci tangan setelah menggunakan toilet atau sebelum makan Minum atau makan dari air maupun makanan yang terkontaminasi Memiliki daya tahan tubuh lemah, misalnya karena menderita HIV/AIDS, sedang menjalani kemoterapi, atau pernah menjalani transplantasi organ Gejala Infeksi Usus Gejala infeksi usus dapat muncul dalam hitungan jam atau beberapa hari setelah terjadi infeksi. Beberapa gejala infeksi usus yang umum terjadi adalah Diare Mual dan muntah Sakit perut Kembung Hilang nafsu makan Demam Darah pada tinja Kapan harus ke dokter Diare bisa menjadi tanda pertama infeksi usus. Segera ke dokter jika mengalami diare disertai demam tinggi, muntah-muntah, dan gejala-gejala dehidrasi. Diagnosis Infeksi Usus Untuk mendiagnosis infeksi usus, dokter akan mengajukan pertanyaan terkait gejala yang dialami pasien, makanan yang telah dikonsumsi 24−48 jam sebelumnya, serta riwayat kesehatan pasien. Setelah itu, dokter akan melakukan tes fisik, termasuk mengukur suhu tubuh, tekanan darah, dan memeriksa perut pasien. Selanjutnya, dokter dapat melakukan pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis infeksi usus. Beberapa pemeriksaannya adalah Tes darah, untuk memastikan tanda-tanda adanya infeksi usus. Pemeriksaan feses, untuk mendeteksi jenis mikroorganisme penyebab infeksi usus Jika infeksi usus sangat parah dan berlangsung lama, dokter dapat menyarankan kolonoskopi, untuk melihat kondisi usus besar pasien. Pengobatan Infeksi Usus Penanganan infeksi usus dapat berupa pemberian obat-obatan hingga operasi. Berikut adalah penjelasannya Pemberian obat-obatan Jenis obat-obatan yang diberikan tergantung pada penyebab infeksi usus, antara lain Obat antibiotik, seperti ciprofloxacin, trimethoprim-sulfamethoxazole, metronidazole, atau azithromycin, untuk mengatasi infeksi usus yang disebabkan bakteri Obat pereda nyeri, seperti paracetamol, untuk meredakan sakit perut Obat antijamur, seperti fluconazole, untuk menangani infeksi usus akibat jamur Obat pereda asam lambung, kembung, atau mual, seperti lansoprazole, metoclopramide, atau domperidone Obat pereda diare, seperti loperamide atau bismuth salisilat, untuk mengurangi frekuensi diare Untuk mempercepat penyembuhan, pasien juga disarankan untuk melakukan penanganan mandiri, seperti Memperbanyak minum air putih, oralit, atau sup bening Makan dengan porsi sedikit tetapi sering Mengonsumsi makanan rendah lemak dan serat ketika diare Menghindari minuman yang berkafein, mengandung gula tinggi, serta susu dan produk olahannya Operasi Jika pemberian obat tidak efektif untuk mengatasi infeksi usus atau bila infeksi usus memburuk, dokter akan menyarankan prosedur operasi untuk mengangkat usus yang bermasalah. Komplikasi Infeksi Usus Infeksi usus dapat meningkatkan risiko munculnya masalah kesehatan lain, terutama bila tidak ditangani dengan tepat. Beberapa komplikasi yang bisa terjadi adalah Robekan di usus besar Penyumbatan di usus akibat luka atau jaringan parut Dehidrasi berat yang bisa menyebabkan gagal ginjal Gangguan elektrolit Kejang Sepsis Pencegahan Infeksi Usus Infeksi usus merupakan penyakit yang dapat dicegah. Beberapa upaya pencegahan yang dapat dilakukan adalah Rutin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir setiap sebelum atau setelah makan, mengolah makanan, menggunakan toilet, serta setelah menyentuh hewan. Jangan minum air dari sumber yang tidak terjamin kebersihannya. Gunakan peralatan masak dan makan yang sudah dicuci bersih. Cuci sayur-sayuran dan buah-buahan hingga bersih. Masak makanan, seperti telur, daging, dan seafood, sampai benar-benar matang. Simpan bahan makanan di lemari pendingin. Tutupi hidung dan mulut saat bersin atau batuk. Pilih jajanan yang bersih dan higienis.
- Infeksi streptococcus adalah semua jenis infeksi yang disebabkan oleh kelompok bakteri streptococcus. Tingkat keparahan infeksi dapat bervariasi dari radang tenggorokan ringan hingga dibagi menjadi dua kelompok utama, yakni streptococcus tipe A alfa dan tipe B beta. Baca juga 13 Cara Mengurangi Risiko Terkena Infeksi yang Baik Dilakukan Infeksi streptococcus paling sering terjadi pada anak-anak, tetapi juga berisiko pada orang-orang dari segala usia. Penyebab Dua kelompok bakteri streptococcus memiliki perbedaan tempat hidup dan penyebaran. Bakteri streptococcus tipe A berkembang di kulit dan tenggorokan, bakteri tipe ini ditularkan melalui kontak langsung. Penyebab yang dapat meningkatkan potensi infeksi bakteri streptococcus tipe A, antara lain Menderita kondisi yang mengganggu sistem imun, seperti kanker, diabetes, dan gagal ginjal Menggunakan obat-obatan kortikosteroid Kulit lecet atau luka Sementara pada streptococcus tipe B, bakteri hidup di usus, vagina, dan usus besar rektum, bakteri tipe ini dapat menyerang bayi yang baru lahir. Namun, terdapat beberapa faktor yang bisa menyebabkan infeksi streptococcus tipe B Usia lanjut di atas 65 tahun Menderita kondisi yang mengganggu sistem imun, seperti kanker, diabetes, atau HIV Menderita obesitas, penyakit liver, serta gangguan jantung atau pembuluh darah Dalam kasus infeksi streptococcus tipe B yang menyerang bayi, penyebabnya antara lain Lahir secara prematur Air ketuban pecah 18 jam atau lebih sebelum kelahiran. Plasenta ari-ari atau air ketuban terinfeksi Sebelumnya, sang ibu pernah melahirkan anak yang juga terinfeksi Ibu demam saat persalinan. Baca juga Terlihat Sama, Ini Beda Infeksi Virus dan Bakteri Gejala Gejala infeksi bakteri streptococcus berbeda berdasarkan tipe dan penyakit yang menyertai. Melansir Better health, berikut gejala yang berkaitan dengan infeksi streptococcus tipe A Radang tenggorokan streptokokus faringitis Rasa sakit, tenggorokan merah dengan cairan kental seperti nanah di sekitar amandel Demam dan menggigil Pembengkakan serta nyeri pada kelenjar getah bening di dalam dan di sekitar leher Muntah dan keluhan perut, terutama pada anak-anak Demam berdarah Radang tenggorokan Ruam merah menyebar di perut, sisi dada dan di lipatan kulit, terasa seperti amplas saat disentuh Lidah merah cerah atau lidah stroberi Pucat di sekitar mulut Impetigo Kulit melepuh, umumnya di sekitar hidung dan mulut dan kaki Demam dan pembengkakan kelenjar getah bening pada kasus yang parah. Sementara untuk infeksi streptococcus tipe B, gejala yang umum pada bayi adalah Demam Masalah pernapasan/suara mendengkur Kulit berwarna kebiruan sianosis Kejang Lemas atau kaku Kelainan denyut jantung dan tekanan darah Pencernaan yang buruk Muntah Diare Baca juga 6 Gejala Infeksi Setelah Operasi yang Perlu Diwaspadai Gejala pada orang dewasa yang terinfeksi streptococcus tipe B antara lain Infeksi aliran darah sepsis Infeksi kulit dan jaringan lunak Infeksi tulang dan sendi Infeksi paru-paru pneumonia Infeksi saluran kemih Infeksi cairan dan jaringan lapisan di sekitar otak meningitis. Diagnosis Dalam melakukan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan melihat riwayat kesehatan pasien. Adapun metode yang umum digunakan yakni CT scan Ekokardiografi Ultrasonografi USG Selain itu, untuk mengecek infeksi yang terjadi, dokter biasanya akan mengambil beberapa sampel seperti Darah Urine Cairan serebrospinal Perawatan Perawatan paling umum untuk menyembuhkan infeksi streptococcus adalah dengan antibiotik. Baca juga Membedakan Sinusitis Akibat Infeksi Virus dan Bakteri Adapun obat-obatan antibiotik yang biasa dipakai adalah Penisilin Amoxicillin Sefalosporin Dianjurkan untuk menghubungi dokter agar mendapat obat serta penanganan yang tepat. Pencegahan Untuk mencegah infeksi streptococcus tipe A, dapat dibiasakan melakukan kiat berikut Mencuci tangan setelah beraktivitas Tidak berbagi pakai peralatan makan, seperti sendok, piring, atau gelas Menggunakan masker, terutama penderita infeksi, saat bersin atau batuk Membersihkan barang-barang yang mungkin terkontaminasi. Sedangkan untuk mencegah infeksi Streptococcus tipe B, utamanya pada bayi baru lahir, calon ibu dianjurkan melakukan pemeriksaan secara rutin. Penggunaan antibiotik selama masa persalinan juga dapat mencegah penyebaran infeksi Streptococcus tipe B. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.
10Penyakit Infeksi dan Menular yang Umum Terjadi di Indonesia. By Super You, 23 Feb 2021. Penyakit infeksi adalah gangguan kesehatan yang disebabkan oleh organisme seperti virus, bakteri, jamur, dan parasit. Beberapa jenis infeksi bisa menyebar antar manusia, hewan, atau serangga. Gejala umum dan cara penyebaran penyakit infeksi:
- Bakteri Escherichia coli E. coli, yaitu bakteri yang umumnya hidup secara alami di dalam usus manusia maupun hewan. Bakteri E. coli di dalam usus besar manusia membentuk interaksi yang bersifat simbiosis mutualisme atau saling diuntungkan karena E. coli membantu manusia pada proses pembusukan sisa makanan yang telah dicerna tubuh sehingga terbentuklah feses. Baca juga Infeksi E. coli Gejala, Penyebab, Cara Mengobati, dan Cara Mencegah Selain itu, bakteri E. coli juga menghasilkan vitamin K yang berperan penting dalam proses pembekuan darah. Beberapa bakteri E. coli akan ikut keluar dari tubuh manusia bersama dengan keluarnya feses. Namun, terdapat jenis E. coli tertentu menghasilkan racun yang dapat menyebabkan infeksi usus serius dan mengakibatkan diare, sakit perut, dan demam. Infeksi bakteri E. coli yang berbahaya kerap disebabkan karena mengonsumsi makanan ataupun minuman yang terkontaminasi. Selain menyerang saluran cerna, infeksi bakteri E. coli juga dapat menyerang saluran kemih, saluran napas, dan sistem saraf. Pada kasus yang lebih parah, infeksi E. coli dapat menyebabkan diare berdarah, dehidrasi, bahkan gagal ginjal. Akan tetapi, anak-anak dan lansia berisiko lebih tinggi mengalami gagal ginjal serius yang disebut hemolytic uremic syndrome. Gejala Mengutip Healthline, gejala infeksi E. coli umumnya dirasakan sejak 10 hari pertama setelah terpapar bakteri. Beberapa gejala infeksi E. coli, antara lain Kram atau nyeri pada perut Diare yang mendadak, berair, dan parah yang dapat disertai dengan darah Perut kembung Mual dan muntah yang dapat menyebabkan nafsu makan berkurang Kelelahan Demam. Baca juga Memahami Cara Kerja Antibiotik dalam Membasmi Infeksi Bakteri Pada kasus yang lebih parah, infeksi E. coli dapat menimbulkan beberapa gejala berikut Urine berdarah Berkurangnya jumlah urine Kulit pucat Memar Dehidrasi. Penyebab Merangkum Medical News Today dan Cleveland Clinic, beberapa jenis bakteri E. coli yang menghasilkan racun dan berbahaya bagi kesehatan manusia, antara lain Shiga toxin-producing Escherichia coli STEC, atau juga disebut enterohemorrhagic coli EHEC dan verocytotoxin-producing coli VTEC Enterotoxigenic Escherichia coli ETEC Enteroaggregative Escherichia coli EAEC Enteroinvasive Escherichia coli EIEC Enteropathogenic Escherichia coli EPEC Diffusely adherent Escherichia coli DAEC Sebagian kasus infeksi E. coli disebabkan oleh bakteri jenis STEC. Racun dari bakteri ini dapat merusak lapisan usus kecil dan menyebabkan diare. Bakteri E. coli yang berbahaya dapat masuk ke dalam tubuh manusia secara oral ketika seseorang mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi, seperti Daging yang tidak dimasak hingga matang sempurna, terutama daging giling Susu yang tidak dipasteurisasi mentah Jus atau sari buah yang tidak dipasteurisasi Keju lunak yang tidak dipasteurisasi Buah dan sayuran mentah, terutama yang menggunakan pupuk dari kotoran hewan Air yang terkontaminasi. Baca juga Infeksi Bakteri Selain itu, bakteri E. coli juga dapat ditularkan melalui kontak dengan orang lain. Menggunakan tangan yang kotor atau terkontaminasi untuk makan atau menyiapkan bahan makanan dapat menularkan bakteri. Beberapa kondisi yang mungkin dapat menyebabkan tangan kotor atau terkontaminasi, seperti Sesudah buang air besar Mengganti popok bayi Memegang hewan di kebun binatang atau hewan ternak. Faktor risiko Menurut Mayo Clinic, terdapat beberapa kondisi yang meningkatkan risiko terinfeksi bakteri E. coli. Anak-anak dan lansia Sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti karena mengidap HIV/AIDS dan menjalani pengobatan kanker, atau melakukan transplantasi organ Mengonsumsi jenis makanan tertentu, seperti daging sapi yang tidak matang sempurna dan susu yang tidak melalui proses pasteurisasi Menurunnya kadar asam lambung karena asam lambung dapat memberikan perlindungan terhadap infeksi E. coli, seperti akibat mengidap GERD. Diagnosis Dilansir dari Medical News Today, dokter akan mendiagnosis infeksi bakteri E. coli dengan beberapa cara berikut Baca juga Terlihat Sama, Ini Beda Infeksi Virus dan Bakteri Anamnesis mengenai gejala yang dirasakan Pemeriksaan feses, dokter akan engambil sampel feses untuk diuji lebih lanjut di laboratorium guna mendeteksi adanya bakteri E. coli Kultur urine, untuk mendeteksi adanya bakteri di dalam urine. Perawatan Mengutip WebMD, E. coli umumnya dapat sembuh dengan sendirinya. Dokter mungkin akan memberikan antibiotik jika penderita mengalami diare hebat. Namun, antibiotik tidak boleh diberikan bagi penderita yang mengalami diare berdarah dan diduga terinfeksi bakteri E. coli jenis STEC. Pemberian antibiotik akan meningkatkan produksi racun Shiga dan memperburuk gejala yang dialami. Selama masa pemulihan, penting untuk beristirahat dan mendapatkan asupan cairan yang cukup untuk menggantikan cairan yang hilang akibat muntah atau diare. Hindari konsumsi obat diare karena dapat memperlambat sistem pencernaan sehingga akan menghambat pengeluaran racun dari saluran cerna. Jika merasa lebih baik, coba untuk tetap mengonsumsi makanan rendah serat, seperti biskuit, roti, atau telur. Selain itu, hindari produk susu dan makanan tinggi lemak karena dapat menyebabkan gejala semakin parah. Komplikasi Dirangkum dari Healthline dan Cleveland Clinic, infeksi bakteri E. coli umumnya merupakan kasus ringan dan tidak menimbulkan komplikasi serius. Baca juga Penting untuk Kesehatan, Bagaimana Cara Menjaga Bakteri Baik di Tubuh? Namun, lansia, orang dengan sistem imun yang lemah, wanita hamil, dan anak-anak, berisiko lebih tinggi mengalami infeksi yang parah. Infeksi yang parah dapat menimbulkan gejala serius dan komplikasi yang mengancam jiwa, seperti sindrom uremik hemolitik atau hemolytic uremic syndrome. Sindrom uremik hemolitik dapat menyebabkan gagal ginjal dan kematian. Pencegahan Melansir Medical News Today, berikut beberapa cara yang dapat mencegah infeksi bakteri E. coli Masak daging hingga matang sempurna, terutama daging giling Minum susu yang dipasteurisasi Cuci sayur, terutama yang berdaun hijau, dan buah hingga bersih Pastikan peralatan masak dan peralatan makan dicuci bersih dengan sabun Simpan daging mentah secara terpisah dengan bahan segar lainnya Gunakan talenan atau alat yang digunakan untuk mengolah daging dengan bahan makanan lainnya Terapkan praktik cuci tangan dengan baik setelah menyentuh sesuatu yang rentan terhadap bakteri dengan sabun dan air mengalir. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.
Infeksisaluran kemih, disebabkan bakteri Escherichia coli yang biasanya hidup di dalam usus besar Keracunan makanan akibat bakteri , sering disebabkan oleh E. coli, Salmonella , atau Shigella Selulitis , disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus (MRSA) dan Streptococcus